Rss Feed

ShoutMix chat widget

Mau seperti ini?
Click aja disini---> Kumpulan Blog Tutorials

Memasak lagi!

Bismillah,

Kemarin di rumah hanya ada saya dan adik. Setelah bosan eat, pray, and read, dan maghrib hampir tiba. Saya memutuskan untuk memasak. Hanya ada mentimun, buncis, wortel dan makaroni. Ya, kembali lagi berkutat dengan pisau, minyak dan penggorengan. Setelah dipotong sedemikian rupa, langsung saja diongseng-ongseng, tak lupa beri bumbu penyedap. Hasilnya? Lumayan untuk mengganjal perut dengan makanan yang sehat. ^_^ Beri nama apa? 'The Panic Vege'


*diatas penggorengan*

Memasak

Bismillah,

Inilah makanan uji coba saya. Saya tidak pandai memasak, tepatnya tidak meluangkan waktu untuk menjadi pandai dalam memasak. Hanya jika ada waktu sangat senggang dan kepepet, maka saya akan memasak. Memasak itu menyenangkan, bisa melakukan percobaan-percobaan semaunya seperti eksperimen (karena toh yang makan saya sendiri, enak nggak enak yang penting makan ^_^). Kali ini, seperti biasa, hanya ada sayur-sayuran sejenis wortel, sawi, jagung dan sebagainya, serta nasi yang mendingin. Dengan tekad bulat, saya potong-potong sayur itu, masukan ke penggorengan yang sebelumnya terongseng bawang merah dan putih. Setelah itu, disusul beberapa sendok nasi. Beri kecap, gula, garam, dan penyedap. Taraaa...


Lumayan-lah.. Untuk mengganjal perut ^_^ sedaaapp! Betul betul betul! Beri nama apa yaa... "Vegetabel Brown Rice Mix" Terdengar dasyat!

Mengelak Elak Saja Kau Mampu



Kau

Yang ucapkan

Kaupun


^*syafiyah*^

[2007-12-29]

Kampus

Tak faham kenapa Dia pilih dirimu ini

Sebagai jalan yang harus ditapaki

Susah payah kubangkit berdiri

Menjaga jiwa, hati, iman agar lebih dari kini

Tuk mencapai visi, mimpi dan ambisi

Kampusku tercinta bukan jingga tua empat tingkat

Kampusku tinggi bertingkat-tingkat dalam maya

Walau nyata hanya dua, hijau muda pula

Tapi apa mau dikata

Nyata pula akibatnya


^*syafiyah*^

[Suatu hari di tahun 2008]

Dear Andrea Hirata


Untaian – untaian kata itu

Seperti puisi yang mencandukan jiwa haus ilmu

Bagai air mata indonesia, tak surut, dan tak pernah cukup jadi wakil

Bagi miris perih pendidikan kerdil

Lembar – lembar bianglala itu

Menitikkan air mataku

Tak habis benar kubaca

Asal pula kubuka

Namun nyatanya, hati yang bicara

Amboi-nya, bujang!

Tak tahan pula

Bukan main..

Kerasa jadi gila aku tampaknya

Kadang kau buat tawa

Seringnya haru berupa

Selebihnya takjub pesona

Dear Andrea hirata

Guru sastra tercinta

Pastilah takkan kau kenal rupa dan gaya

Aku yang hanya seorang anak sma

Tapi, karyamu membuatku mengenalmu

Bahkan sampai di atas bantalku, disudut kamarku


^*syafiyah*^

[Disuatu hari tahun 2008]

Bukan apa-apa

Ketika romantisme bertemu dengan kelemahan itu adalah kehancuran!

Apa yang ingin saya katakan kepadamu? Pertanyaan yang membuat saya diam cukup lama. Lalu saya malah balik bertanya, apa yang ingin kamu tanyakan kepadaku sebenarnya? Dan bukan salahmu ketika kamu-pun tak mampu menjawab.

Bukan apa-apa kawan, hanya saja saya bingung memulainya. Apa yang sungguh ingin benar saya ucapkan padamu? Dan apa yang sungguh ingin benar kamu ketahui tentangku. Bukan apa-apa kawan. Sungguh bukan apa-apa. Tapi, aku-pun tidak bisa mendefiniskan kata 'apa-apa' itu tadi.

^*syafiyah*^
[Senin, 28 Des 09]

Drama


Drama ini bernama hidup. Aku dan kawan bernama hati, berpadu, menciptakan irama. Jejak langkah ini bernama masa lalu. Dan diantaranya, ada banyak semu, palsu, dan sendu. Sebuah proses, menuju-Mu. Namun, drama ini istimewa. Tawa, suka, ceria, banyak juga kurasa. Syukuri saja. Tak sulit, sungguh. Namun, aku bertanya, saat cinta mengetuk hati dan sebuah kunci tertutup karpet, maka akankah bahagia atau terluka? Drama ini memang penuh tanya. Namun, akan tiba suatu masa, Tuhan menjawab semua tanpa cela. Serta, menggugat semua juga tanpa cela.

^*syafiyah*^
[Jumat, 25 Des 09]

tanya

ada secerca pertanyaan yang mengusik hati, pikiran dan asa.. hingga terkadang mata ini menyipit. mengapa kawan bernama manusia berinisial 'Tuhan' dengan 't' kecil. adakah memori yang tak kujelajahi?

^*syafiyah*^
[Rabu, 9 Des 09]

Kembali..



diri ini memutar haluan, sejenak berpaling, lalu membelokkan asa pada pautan biru lama tak jumpa, rindu tiba terbuka menguap. apakah kutub tak saling cinta? hingga gelora untuk beradu pada kasih sejenak pupus? rayuanmu salah pada paham, tapi benar padaku.

^*syafiyah*^
[Selasa, 8 Des 09]

hati

gelas retak
diatas piring bulat
berisi cinta

^*syafiyah*^
[Jumat, 11 Des 09]

Kuharap ini kita, yang belum mengatakan cinta

Ada pelarian disudut sendu.Pelu sang pangeran adalah siksa yang membatu. Begitupun denganku, putri raja yang tersesat di hutan belantara bernama hidup.

Ini pujian, saya rasa...

Sungguh, pujian itu adalah dorongan bagiku. Teman-teman saya tak terlalu banyak yang suka dan menikmati puisi saya kira, mereka hanya menyampaikan kata 'bagus' saja pada puisi yang saya sodorkan. Jadi saya lebih banyak menyembunyikan puisi-puisi ini pada konsep di pesan handphone saya, microsoft word komputer, serta buku-buku tulis yang bertebaran. Namun, sekali ini saya menemukan pujian cerdas sangat cerdas yang membuat saya sangat bahagia, karena ini bukan sekedar pujian tapi dorongan! Semacam lilin yang dinyalakan. Saya sangat bahagia bisa memetik ilmu dari pak guru gieb. Salah satu aktivis goodreads (yang saya tahu tentangnya hanya itu) yang puisinya luar biasa keren!

Lingkaran



Awal aku mencintai-Mu, adalah pada sebuah lingkaran. Disana ada perputaran generasi. Bulatan tekad. Lingkaran yang menjelajahi perasaan, pemikiran logika, rohani dan jiwa. Menelisik. Mengupas dan menggugah. Racun yang menghidupkan. Kebaikan. Adiktif. Pada lingkaran. Pada perputaran. Pada pencarian akan kesempurnaan. Lingkaran ini bermain-main dengan tangguh, diantara uap polusi peradaban yang kembali jahiliyah. Lingkaran ini memang tak bertitik. Namun, pada akhir masa lingkaran milik Tuhan ini, akan menyerukan titik. Entah, di jalan manakah kita pada masa itu. Pada lingkaran kah? Atau berbelok? Menyendiri?


^*syafiyah*^
[Rabu, 23 Des 09]

Doa Air


Rintik air menciptakan lingkaran tak bercela. Beritma dengan matahari yang terlafaz. Semalam, ada gemuruh di sekitar kita, kawan. Sedikit memasang kotak musik emosi, tak apalah. Tapi, telinga pengangmu apakah menangkap pesanku? Atau otak berlogikamu memang menolak mentah-mentah kebenaran? Pastinya, elakanmu mengeryitkan jiwa. Dan kamu memang menang, menang mengalahkan batu, dengan hatimu, kawan! Namun, sungguh kuharap air yang menciptakan rintik tak bercela itu mengalahkan kerasnya hatimu.

^*syafiyah*^
[Selasa, 22 Des 09]
Malam, berevaluasi

Kupu-kupu

Dan kumenyentuh tubuh rapuhmu dengan pandangan. Menelisik warna sayap hitam, ungu, biru dan abu. Rapuh tapi tangguh. Seharusnya manusia berguru padamu. Dalam bermetamorfosis. Dalam berhijrah. Total hingga akhir hayat!

^*syafiyah*^
[Rabu, 23 Des 09]

*kala mentafakuri alam

Pendam

Gemuruh ini meluruh. Hati yang peluh tertikam belati memori lalu. Pilu. Dan senduku memantikkan rindu padamu. Ya, padamu kuluapkan puisi bisu, tak bersajak, tak bersyair. Tak butuh. Tak perlu. Karena sejuta syair dan sajak untukmu hanya bermuara pada tiga kata. Hati sungguh membuncah, inginkanmu memohon izin tuk mengimamiku, pada setengah nafasku. Namun jiwa ini kaku, tak mampu. Maka, aku tiba disebuah halte, menunggumu, sampai pada saat genggamanmu melindungiku seluruh dan penuh. Pada suatu waktu.

^*syafiyah*^

Berikan aku koma

Lama lara melampirkan kelam di wajah sendu membisuku. Sejumput rasa malu pada-Mu adalah tikaman pisau beracun abu. Meremas paru. Tuhan, tolong berikan aku koma. Sebelum tiba pada titik. Yang belum kutahu, kisah apa yang harus kuguratkan pada setapak jalanku. Dan dengan wajah apa kuharus memandang-Mu saat titik berseru.

^*syafiyah*^
[2009]
suatu waktu yang semu

Gundah


gundah aku kini. Ada banyak hal yang ingin kucoretkan. menyimpulkan sajak-sajak, bermain guratan, diatas putih dengan hitam. tentang pertemanan, tentang contekan, ibunda guru dan kekuatan. tentang bianglala, tentang masa depan, tentang lantunan nada, realita dan cerita remaja dan kesekian kali.. lagi-lagi tentang cinta.

gundah aku kini. yang mana dulu? hari ini tak lebih dari 24 jam. tidur kurang dari 6 jam. makan ibadah dan cinta, 18 jam. aku ingin bergulingan dari atas langit biru dan jatuh kehamparan hijau rerumputan. tapi tak ada waktu yang rela berhenti barang sedetik.

kini aku gundah. prioritas yang utama entah apa. kuleburkan saja dibawah tumpukan buku. agar masuk bagai cerita, dan menjadi masa lalu yang tak tercipta. lari-lari. roda-roda. enyah, murka, marah. apa saja kuungkapkan. sia-sia. tak ada suara.

lebih baik aku makan saja. makan hati, makan nasi. sama saja. kebutuhan!
katanya masalah jangan dihindari, itu untuk mengembangkan jiwa. jadi aku terima. itu saja.

^*syafiyah*^
[November 2009]

Masalah hijab kita!

Bismillahirahmanirahim.

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh..
Alhamdulillah, bertemu lagi dengan liburan yang mau tidak mau harus bergulat dengan soal-soal manis untuk dikerjakan. Begitupun dengan kamu kan muslim muda? Tapi, jiwa menulis ini membuncah hingga lumer, mau tidak mau, sisihkan waktu untuk berbagi denganmu karena ada sebagian dari hati yang ingin berbagi dengan gemuruh asa. ^_^

Teringat saat syuro penutupan, beberapa kawan seperjuangan menyatakan masalah dalam berkomunikasi dengan lawan jenis serta tentang menjaga keistiqomahan -kekonsistenan- dalam bersikap sebagai muslim (dan khususnya anggota rohis) yang seharusnya menjadi contoh. Dan teringat juga sebuah kata 'tukang tipu' dan 'bermuka dua'.

Peradaban Sang Pemain

Pemburu. Memainkan panah pada asa berlarian. Terbahak tawa di tepi jurang peradaban. Dendangkan lagu kebinasahan dengan permai mematikan. Disudut jemari tangan, ukiran kata beruntaian. Seperti penyair bertasbih pada lantunan. Membiuskan. Mematikan. Berhala pujaan, sembunyikan muka pada Tuhan. Selaksa peristiwa peradaban. 

Sang Pemimpi





Bismillahirahmanirahim.

Hari ini jam 1 siang saya lepas landas menuju bioskop yang terletak tidak jauh dari sekolah. Disana sudah ada salah satu teman baikku yang slalu kukagumi, Ayu. Kami janjian nonton film yang telah dinanti sekian lama, yaitu... Sang Pemimpi. Setelah terkena virus Laskar Pelangi dan kecanduan, tibalah Sang Pemimpi menebar pesona. Bangku barisan G pojok kanan nomor 4, dari tempat itu-lah saya menikmati buaian film ini.

Ini dia tokoh-tokohnya...
  1. Ikal adalah anak kampung yang miskin yang dimiliki negara
  2. Arai adalah tokoh sentral dalam buku ini. Menjadi saudara angkat Ikal ketika kelas 3 SD saat ayahnya (satu-satunya anggota keluarga yang tersisa) meninggal dunia. Seseorang yang mampu melihat keindahan di balik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat suatu peristiwa dari kaca mata yang positif. Arai adalah sosok yang begitu spontan dan jenaka, seolah tak ada sesuatupun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah semangat.
  3. Jimbron, anak yatim piatu yang diasuh oleh seorang pastur Katolik bernama Geovanny.Laki-laki berwajah bayi dan bertubuh subur ini sangat polos.

Pertemuan Terakhir

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Alhamdulillah, 3 Desember 2009 ada penutupan angkatan rohis. Hari yang menyedihkan karena amanah mulia itu beralih, sekaligus menyenangkan seakan beban berat (kesalahan-kesalahan) terangkat karena maaf dari saudara muslim semua yang dirahmati. ^_^ amien!

Sedikit memori kenangan yang tertulis di sini semoga akan selalu diingat sebagai sebuah kebaikan, karena kita saling mengingatkan satu sama lain, menunjukkan kecintaan pada Islam, dan semoga memancarkan keikhlasan atas perjuangan.

Sang ketua : "Rohis ini gak semau kita, bikin kita terikat di Islam, membuka pikiran untuk jadi muslim sejadi walau sering dimarah-marahi. Jalan dakwah itu panjang. Yang ane daper dari sini uang 25 ribu, dapat makan, organisasi dan indahnya silaturahmi serta pengalaman"

Mencintai Syahdu


Aku mencintai syahdu
Dengan pilu.

Delapan koma dalam hidupku
Oleh-mu..
Kuberi seru!

^*syafiyah*^
[Senin, 14 Des 09]

Gagu


Aku gagu. Pilu dan beku.
Jiwa berebut dengan dilema Membutakan mata!
Burung-burung kertas..
Kehilangan sayap
Menjadi sampah!
Mata-Nya Awas
Lari-sembunyi
Tertawai diri
Ah, sesal pun tak sampai
Dilema
Gagu
Buta
Pada tekad Pada aturan-Nya

^*syafiyah*^
[Sabtu, 12 Des 09]
*seharian berkutat dengan ujian matematika..

kejujuran

Tak mampu aku berkata
Semua ini
Apa karena dosa?
Atau memang ujian?
Atau memang salahku sendiri?

Maka diri ini merayap-raya
Penuh resah, penuh harap..
Berharap jika memang dosa
Tuhan menjamah permohonanku
Dan mengangkatnya
Jika memang ujian,
Tuhan menguatkan meneguhkan dengan kesabaran
Jika karena salahku
Tuhan menunjukkan jalan kebenaran

Ya Rabb, pada-Mu kulabuhkan takdirku..

^*syafiyah*^
[Senin, 7 Desember 2009]