Rss Feed

ShoutMix chat widget

Mau seperti ini?
Click aja disini---> Kumpulan Blog Tutorials

Cerpen : The Call (I)



di teras rumah lantai tiga itu kamu berdiri.
sisa air mata tlah mengering di pipimu.
rambutmu yg kini pendek, bergerak perlahan, tertiup angin senja.
sedangkan gaun putih selutut, mengibar, seakan siap membawamu terbang.
satu kakimu melangkah lebih jauh, terlalu dekat dengan batas.
hanya tinggal enam puluh detik sisa waktumu.
sebelum tubuh mungilmu jatuh menghantam halaman rumah.
kamu sudah bertekad. jika ia tak datang, kamu mati.
sebab kehadirannya adalah satu-satunya bukti,
bahwa kamu pantas di percaya, bahwa kamu tidak gila.
ah.. mungkin memang harus disini semua berakhir,
di tempat bagaimana semua bermula.
~*~
tiga bulan lalu. minggu pagi yg cerah.
perempuan berambut sepinggang. bermata bulat.
menatap langit yg seketika tampak kosong. keluar jendela.
itu dirimu, mahina.
seseorang perempuan memelukmu erat. matanya berkaca.
setelah lebih dari empat jam kamu diam.
hanya ini kata yg kamu ucap : ‘aku baik-baik saja. pulanglah.’
ia menyahut banyak sekali. meminta untuk tinggal disini.
kamu menggeleng berulang-ulang. mendorongnya.
dan berkali-kali berucap. ‘aku baik-baik saja. pulanglah’
perempuan itu mengerti. ia bergegas pergi.
sungguh.. siapa yang tidak terluka.
jika sang kekasih berkhianat.
dan memutuskan menikahi kakak dari sahabatnya.
perempuan itu jelas cukup mengerti.

kala senja semakin merapat pada malam.
kamu tidak beranjak,  tapi jatuh terlelap.
bahkan tanpa sempat menutup jendela
 atau sedikit menggeserkan kardus-kardusmu.
kamu yg sedang bermimpi mengejar ‘perempuan gila’
(ah sebutanmu untuk si perebut) merasa bersyukur karna terbangun.
sebab suara ‘kriiiing’ itu begitu nyaring. eh.. suara telepon?
kamu tak yakin itu.. kamu baru pindah. mana mung---
tapi matamu menangkap sebuah telepon di sudut kaki ranjangmu.
telepon bergagang, berkabel, dan tampak klasik, bersuara nyaring.
mungkinkah orang yang dulu menyewa ruangan ini, meninggalkannya?
‘ha-hallo..?’
‘hai..’ kamu mendengar suara lelaki, terdengar begitu riang.
jam-mu menunjukkan pukul 1 dini hari. dia pasti orang iseng.
‘siapa?’ tanyamu.
‘disana siapa?’ ah jelas orang iseng.
‘ini dini hari! tolong ya!’
‘siapa kamu? kenapa kamu ada di rumahku?! mana dewa?’ nadanyanya berubah.
dewa..? rumahnya? ‘a-apa maksudmu..? aku menyewa lantai tiga rumah ini sejak kemarin!’
‘hah?? kamu menyewanya? kamu menyewa dari siapa?
dewa? ah benar-benar itu anak, membawa perempuan ke lantai tiga.
dengar ya, sampai tahun depan saya masih berhak atas rumah saya!
saya tidak suka ada perempuan di ruangan saya. saya harap anda bisa segera keluar.
karena besok saya baru kembali dari luar kota.’
lidahmu tercekat, lelaki itu benar-benar tidak berhenti bicara.
‘maaf ya. tolong jangan mengarang. saya tdk menemukan barang-barang anda.
anda mau datang ya datang saja. siapa takut. toh sebelumnya memang tidak ada yang menyewa.
sudah tiga bulan tempat ini kosong.’
‘apa? saya mengarang? kamu yang mengarang!
saya sedang kesal sama dewa. besok kita bertemu langsung saja,
kalau kamu memang berani’
‘saya tidak takut. saya akan ada di kamar ini sampai tahun depan!
hubungi saya jika anda benar-benar berani datang!
biar saya yang membuka pintu anda l.a.n.g.s.u.n.g!’
kamu menutup telepon setelah beberapa patah kata lelaki itu.

baru kali ini ia mendapat telepon dari ‘pengarang sejati’ yg keras kepala.
tapi entah mengapa, agenda kunjungannya besok membuatmu terpacu,
untuk membereskan kamarmu, merapikan barang-barang dari kardusmu.
dan setelah semalaman kamu membereskannya,
pukul setengah tujuh kamu terlelap kembali.
begitu lelap.

 ‘kriiiiiing’ sayup-sayup kamu mendengar telepon.
tanganmu reflek mengambilnya.
dan suara lelaki itu langsung menyambutmu.
‘saya sudah di depan pintu kamar. buka!’
kamu menyahut. kemudian berjalan menuju pintu,
dengan degup jantung yang berdebar.
entah mengapa kamu penasaran dgn rupa si ‘pengarang bebas’ itu.
tukang bohong.
kamu membuka kunci. membuka pintu.. dan... kosong.
aah.. benar-benar orang iseng!!
baru saja kamu hendak menutup pintu, telepon itu berbunyi.
kamu setengah berlari, tepat dugaanmu itu lelaki tadi.
‘berapa lama lagi pintunya dibuka?’ gerutunya.
‘saya sudah membukanya. pintu itu masih terbuka. dasar pembohong!’
‘saya bukan pembohong!’
lelaki itu menatap tajam pintu dihadapannya, ia mengeluarkan kunci dari saku,
membuka pintu. memasuki ruangan bernuansa coklat, klasik, kesukaannya.
yang isinya sama seperti saat ia meninggalkannya.
ada kasur berseprai coklat dengan karpet krem.
tirai coklat muda. sebuah laci di hadapan tempat tidur.
diatasnya ada sebuah telepon bergagang. klasik.
telepon yg sekarang ia hubungi. eeh... lelaki itu terpaku.
‘haloo...’ teriakmu, setelah sekian detik tidak ada sahutan.
‘h-haloo..’ lelaki itu gugup.
‘benar kan? kamu pembohong?’
‘saya tidak bohong.. sebutkan alamatmu?’
‘oooh... bilang saja kamu mau minta alamat rumahku! never!’
lelaki itu menghela nafas, ‘alamat saya jalan mawar ii no. 3,
kamar saya di lantai tiga. ada dapur. ada kamar mandi.’
nafasmu tertahan, ‘kamu penguntit?!!’
‘saya bukan penguntit! tapi saya memang benar-benar tinggal disini!’
kamu menggeleng, ‘tidak mungkin! saya tinggal disini.’
sekarang saya benar-benar ada di kamar saya.’
kamu mengangguk, pura-pura mengerti
‘ooh.. kamu pasti penyewa yang sebelumnya ya?’
‘tidak ada penyewa sebelum saya! saya pemilik kamar ini.
ini rumah orangtua saya di kota ini!’
kamu bersender duduk di atas ranjang,
‘maaf ya mas. saya bisa loh mengecek kebenarannya.
saya bisa bertanya langsung pada pemilik rumah ini.’
‘siapa pemiliknya?’
‘ibu ratna’
‘ratna dewitasari?’
‘yup. anda benar!’
‘ba-bagaimana mungkin, dia kan sedang kuliah di london!’
‘eeh..’ kamu seketika menyahut,
‘beliau memang 10 tahun lalu s1 di london, tapi 5 tahun lalu kembali kesini,
mengurus rumah ini bersama suaminya!’
‘se-sepuluh tahun lalu? suami?’
‘yup. suaminya bernama dewa. ‘
‘dewa? ratna?’
‘yup?’
‘kamu jangan mengarang. kalau kamu bilang sepuluh tahun lagi, itu artinya 2007?’
kamu mengerut, aneh sekali, ‘tentu saja. ini memang tahun 2007.’
‘ini 1997! bukan 2007!’
‘tidak mungkin! kamu gila! ini jelas-jelas 2007!’
‘saya tidak percaya, tidak mungkin saya terhubung ke masa depan..’
‘jangan ngaco!’ ujarmu.
‘saya juga tidak percaya. jika kamu tidak bohong, berarti ini benar.
walau saya tidak bisa menjelaskan,
mengapa telepon ini dapat terhubung.
nama saya mahkah. jika memang benar.
dewa dan ratna pasti tahu.
saya ingin tahu mengapa ratna dapat menikah dgn kakak sahabat saya!
jika tidak ada jawaban, berarti kamu bohong’

dan kamu, mahina, kamu diam.
terpaku tak bergerak. mendengar kata itu.
membuatmu seakan jatuh ke tempat paling gelap.

25.10.2012. part i

like ferrari


•*`'•.¸lets be fast like ferrari!¸.•''*•
.:bumi cinta اللَّهِ oktober, 2012:.
morning-share@lovely bedroom <3 span="span">

bismillahirahmanirahim
assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
alhamdulillah.. alhamdulillahi robbil alamin asholatuwasalamu
ashrofil ambiyai’ walmurshalin ama ba’du

manusia diciptakan dg sebaik-baiknya,
sebab itu tidak pantas menjadi loyo,
malas, atau jago dlm melenggang kangkung
kita seharusnya butuh memaksimalkan diri
untuk berlomba.. jadi lebih baik dan bermanfaat!

sebagaimana sebuah lomba,
bukankah kita butuh strategi,
agar dapat menjadi pemenang sejati...?
so, lets this tips to make you fast like ferari!

[1] you must know the reasons why you need to be fast..!
ukhtyfillah, sadarilah bahwa perubahan masa ini teramat cepat.
seperti kemajuan teknologi, pengetahuan, dan tantangan dakwah.
sebab itu jadi ‘stuck’ jelas b.u.k.a.n pilihan!
sedangkan ‘slow’ takkan membuat perubahan berarti!.

[2], make your vision and mission!
sisters, what you looking for in this life? for our future?
ketahuilah hal ini! sebab sebagaimana perlombaan f1,
yang tak pernah melenceng dari jalurnya, keep focus!
sebab mereka punya tujuan yaitu ‘garis finis’ dan ‘piala kemenangan’
coba bayangkan deh, bagaimana jika mereka tidak tahu garis finish,
atau apa yang mereka cari.....? tersesat, hilang arah, berhenti, slowly?

[3] “first things first” -à priority!
mulailah memanage waktu dan perasaan,
pilihlah sesuatu yg paling mendesak,
memiliki nilai tambah, atau dapat dikerjakan dg singkat.
serta lebih banyak manfaat dibanding mudharat.

 [4] efisien alias hemat mat mat..
kelolalah sumber daya yg dimiliki,
agar jauh dari kemubadziran.
berpandanganlah kedepan.
sebab banyak dari golongan lambat,
yg hanya berpikir singkat!
seperti contoh : masalah air dan bumi ini.

[5] life in highquality environment!
pilih teman atau lingkungan yang mampu meningkatkan
dan mengoptimalkan potensi diri,
baik untuk diri maupun sosialmu!

[6] keep studying and growing!
‘barangsiapa berhenti belajar,
maka artinya ia sudah tua,
tidak peduli berapa usianya’
ini kata pembisnis sukses, henry ford!
ukhty, jangan dijadikan arti belajar itu sempit!
selain dg pendidikan formal atau keterampilan lain,
salah satu yg penting adalah belajar mengembangkan diri.
menjadi pribadi yang efektif!

[7] found your never-ending motivation
as a muslimah, it must be our rabb,
rasulullah, our brother-sisters, parents, and social.

Selamat bertumbuh cepat ya!

wallahu a'lamu bishshawab.
wassalamualaykum warahmatullah wabarakatuh,
barakalllahu fiikum,

~*syafiyah*~

nb :
"dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri)
yang ia menghadap kepadanya.
maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan.
di mana saja kamu berada,
allah pasti akan mengumpulkan kamu sekalian
(pada hari kiamat)." (al-baqarah : 154)
#catatan ini disadur dari sebuah artikel by ems