Rss Feed

ShoutMix chat widget

Mau seperti ini?
Click aja disini---> Kumpulan Blog Tutorials

Sakit



Aku tidak mengerti hatiku. Tidak pernah aku mengerti mengapa dia senang menggodaku. Ketika lelaki datang membawa seutas senyum mengembang, dan tanpa kusadari senyum simpul kuserahkan. Hatiku berbisik merdu.. 'Tampan'. Lalu badanku jadi lemas, walau tadi aku memang terpaksa di papah menuju UKS, tapi setelah melihatnya aku merasa semakin lemas, tanganku jadi berkeringat, mukaku pasti pucat, sesak, panas, linglung dan kalut. Apa ini demam-kah? Tifus? Atau... cinta? Lagi-lagi hati-ku menggoda.

Ku ikat asal rambut panjang-ku, kurebahkan kepala pada kasur kapuk lapuk. Memandang langit-langit yang bolong di beberapa sisi. Ahh.. pening rasanya. Pintu terketuk, lelaki datang membawa nampan. Teh manis dan bolu kecil serta obat sakit kepala murahan. 'Kamu baik-baik saja?'.
 'Tentu tidak,' Tapi karena kamu datang aku membaik sekarang. Ya, tentu saja itu adalah hati-ku yang menggoda. Lalu yang terdengar hanya dentingan jarum jam yang berdetak, hampir pukul dua belas. 'Minumlah,' suara bass-nya merdu. Obat pahit itu jadi manis di lidahku. 'Membaik?' Tanyanya. Tentu saja obatnya belum bereaksi tapi aku mengangguk, menghormati dan menjaga imej.

'Akhirnya ada yang sakit juga ya,' Ujarnya tanpa ku tahu apa jalan pembicaraan-nya. Menyadari tatapan heran-ku dia melanjutkan, 'Di sini jarang sekali murid yang sakit, hampir enam bulan ini tidak ada yang ke sini, saya senang akhirnya ada juga yang datang,' Jadi dia senang aku sakit?? 'Eh maksudku bukan aku senang melihatmu sakit, tapi aku senang bisa kembali berguna,' Sepertinya dia mengetahui hatiku, padahal jika-pun dia tidak bermaksud begitu pikiran konyol-ku sudah merencanakan ide untuk pura-pura sakit setiap minggu-nya. Konyol.

'Adakah yang kau butuhkan?'
'Ya, istirahat,' Jawabku lemas. Sayangnya obatnya sudah bereaksi, aku mengantuk sekali.
'Cepat sembuh,' Dia beranjak, bahunya bidang, punggungnya tegak, membelakangiku dan menghilang. Aku terlelap.
* * *
Lelaki-ku.. sedang apa kamu di sini? Kenapa kamu menjadi cepat dewasa? Berkumis tipis, sangat tinggi, matamu tegas menatap-ku.. di mana kita? Pantai? Kenapa banyak lilin? Dan kenapa banyak bintang? Mana seragam-ku? Kenapa gaun putih? Kenapa aku juga meninggi? Lalu ada apa ditanganmu? Dalam kotak itu?

Lelaki membukanya..

Cincin?

'Menikah-lah denganku,'
'Mengapa harus denganmu?'
'Karena untuk seorang Cinderella sepertimu, hanya ada satu pangeran untukmu, dan kamu selalu tahu bahwa itu aku!'
'Mana sepatu kaca-ku?' Aku melihat kakiku telanjang.
'Bukanlah sepatu kaca yang membawamu kepadaku atau membawaku kepadamu. Tapi hatimu dan hatiku yang rapuh yang menemui kecocokan,'
'Apakah bukan karena cinta?'
'Kita akan merasa nyaman terlebih dahulu, cinta itu bisa menunggu,'
'Lalu perasaan apa yang kamu miliki sekarang untukku?'
'Ingin bersamamu, itu saja'
* * *
Lelakiku.. Kita ada dimana? Kenapa banyak orang? Kenapa ada orang berpakaian aneh yang memegang palu? Kenapa dia mirip seorang hakim? Apa ini persidangan? Lalu mengapa disini?
'Sayangku, lupakan saja aku' Kau menghampiriku tersenyum, dan entah kenapa aku merasa mataku basah dan sembab. Apa yang aku tangisi?
'Untuk apa melupakanmu? Kita bahkan belum bersama,'
'Kamu lupa, banyak waktu yang kita lewati,'
'Kapan aku mengatakan bersedia bersamamu?'
'Saat kamu buta dan sakit, saat keinginanmu membuncah untuk memilikiku,'
'Kau yang ingin memilikiku,'
'Tidak, hatimu yang terlebih dulu menginginkanku, aku hanya berjalan selangkah mendekatimu, kau luluh dan itu bukan salahku,'
'Lalu kenapa kita berpisah? Kupikir kita akan bahagia di dunia ini? Saling berpegangan dan menguatkan?'
'Karena terlalu banyak imajinasi yang kita ciptakan,'
'Imajinasi?'
'Ya, juga permainan'
...
'Dan kini aku bosan,'
Aku sesak.
'Lupakan saja aku, mudah bukan?'
Aku menangis. 'Aku bagai bintang yang tidak bisa melepaskan langit,'
'Kamu butuh istirahat,'
Dia beranjak.
'Apa salahku?' Dia diam, hatiku menjawab, 'Mengikuti nafsuku'
Bahunya bidang
'Apa salahku?' Dia diam, hatiku menjawab, 'Membenarkan kesalahanku,'
Punggungnya tegak
'Apa salahku?' Lagi-lagi dia diam, 'Menutupi kebenaran,'
Dia membelakangiku
'Kini aku hampa lelakiku,'
Dia berhenti, suara bass-nya terdengar.
'Tidak, tidak akan pernah ada hampa jika kita berhenti berimajinasi dan mengikuti permainan dunia ini. Tidak jika kita beristirahat, beristirahat dari semua nafsu dunia. Tidak, jika kamu mengerti bahwa ini awal yang lebih indah untukmu, cukuplah. Usai sudah. Lupakan aku. Jalani harimu tanpa bayang-bayangku, itu saja'

'Lalu apa salahmu?' Tanyaku
'Membohongimu dengan 'cinta','
* * *
Aku terbangun.
Nafasku sesak.
Pintu terketuk, lelaki datang membawa nampan. Teh manis dan bolu kecil serta obat sakit kepala murahan. 'Kamu baik-baik saja?'.
'Tentu. Aku baik-baik saja.' Kupaksa menghilangkan pening-ku. Kupakai sepatuku. Mengumpulkan tenagaku, meninggalkan UKS, Unit Kejahiliyahan Sosial, menuju kelasku.. tarbiyah islamiyah.

*Semoga memahami pesan tersirat dari cerita ini*

^*Syafiyah*^
[Sabtu, 20 November 2009]

0 komentar:

Posting Komentar

akan menyenangkan jika kamu mau menulis pendapatmu xD -ve_isyaasya-