Rss Feed

ShoutMix chat widget

Mau seperti ini?
Click aja disini---> Kumpulan Blog Tutorials

Sahabatan dengan cowok?


Assalamualaikum wr wb
Apa kabar muslim muda? Notes hari ini masih tentang perasaan yang sejenis dengan perasaan cinta. Namun lebih kepada sebuah pertemanan dan persahabatan dengan non-mukhrim.

Bukan bermaksud untuk romantis-romantisan dan jadi sok melankolis hanya saja, banyak hal yang menginspirasi saya untuk menulis lagi tentang hal ini. Mungkin bukan kapasitas saya untuk menuliskan ini, namun ada sebuah pertanyaan yang unik tentang 'Persahabatan dengan lawan jenis'. Notes ini dimaksudkan untuk saling ingat mengingatkan dalam kebaikan, bukan untuk menyudutkan suatu kaum, namun menjadikan sebagai cambuk bagi diri saya sendiri, agar dapat selamat melewati masa mudanya ini, begitupun untuk muslim muda lainnya. Insya Allah. Mari berjuang ya!!

Berada dalam suatu lingkungan yang tidak terlalu memperhatikan hubungan lawan jenis (seperti sekolah reguler, bukan sekolah islami) lebih membuka kesempatan untuk bersahabat dengan lawan jenis. Dalam banyak kesempatan, sering sekali adanya campur baur antara laki-laki dan perempuan. Kebiasaan inilah yang menciptakan suatu kondisi yang seakan melegalkan suatu pertemanan, persahabatan bahkan pacaran dengan yang bukan non-mukhrimnya. Tertawa-tertawa, bercanda bersama, saling mengejek, bergandengan tangan, mencuri-curi pandang dan perhatian. Persahabatan antara non-mukhrim? Boleh gak ya?


Mari luruskan niat dan membaca basmallah. Bismillahirahmanirahim. Check this out;

'Lagi ngapain, wa?' Hawa membaca sebuah pesan yang masuk, dengan bergegas dia membalasnya
'Nggak lagi ngapa-ngapain, emang kenapa dam? O ya makasih tadi udah mau anterin ke toko buku'
'Nanya aja. Ya sama-sama. Makasih juga kaset Snada-nya. Gimana tadi ulangannya? bs?' Tanya Adam, teman sekelas Hawa di sekolah 878
'Sama2^^. Alhamdulillah bisa, tapi ada beberapa yang salah hitung, sebel deh,' Jawab Hawa
'Yang mana yang gak bisa? Tadi aku gak bisa no 8'
'Ih, hebat cuma satu yang gak bisa! Aku gak bisa tiga no 2, 8 dan 15! Ajarin dong!''
'Boleh, besok pulang sekolah sama Burhan, Febri dan Ayu ya'
'Wah, oke deh. Oh, ya gimana ibu kamu udah baikan?' Tanya Hawa
'Alhamdulillah udah, tapi ayah makin nggak bener wa..'
'Loh kenapa lagi sama ayah kamu?' Tanya Hawa antusias
'Dia...' Dan pembicaraan terus berlanjut, membuat mereka hanyut dalam rasa empati dan kasih sayang.

Hawa dan Adam adalah sepasang insan yang mengaku bersahabat. Apakah muslim muda punya sahabat? Katanya, sahabat ialah orang yang siap menemani kita kala susah dan senang, kala kita kesepian, dalam kesulitan sekalipun, sahabat akan berdiri disamping kita, mendukung kita.

Rasulullah-pun memiliki banyak sahabat seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Talib namun apakah beliau memiliki sahabat-sahabat perempuan? Dari buku-buku islami yang telah penulis baca, tak pernah sekali-pun penulis menemukan bahwa rasulullah saw memiliki sahabat perempuan. Dan penulis mencoba mencari di situs google namun tetap tidak dapat ditemukan. Satu hal yang selalu saya temukan dalam kehidupan Rasulullah adalah sosok akhwat sejati, yang mendukung segala perjuangan Rasullullah, menemani kala susah dan senang, kala Rasul kesepian, dalam kesulitan sekalipun, dan selalu berdiri disampingnya, mendukungnya, memberi kasih sayang yang tulus, mereka tak lain adalah istri-istri beliau, bukan sahabat perempuannya.

Dalam persahabatan, kita bisa memenuhi sebuah kebutuhan yang kemarin sempat kita bicarakan, yaitu Cinta (Muslimah Jatuh Cinta). Bersahabat itu sungguh sangat baik, karena dengannya kita mengeratkan ukhuwah dan menguatkan islam.

Namun, siapakah sahabat kita? Halal-kah dia bagimu atau malah haram?
Mahram kita-kah atau bukan?

Ingatlah tentang sebuah kebenaran bahwa islam mengajarkan tentang batasan-batasan dalam pergaulan antara seorang laki-laki dan perempuan. Dalam sebuah persahabatan, antara ikhwan dengan akhwat, dikhawatirkan dapat melunturkan batasan-batasan yang ada karena dengan status dan kondisi bersahabat seperti itu mungkin akan terjadi pelanggaran-pelanggaran hal seperti ini;


1. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)
Gadhul Bashar artinya pengendalian mata dan hati secara bersamaan. Bukankah ada pepatah yang mengatakan, “Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati”. Katanya bila lawan jenis saling bertatapan selama beberapa detik, hal itu akan membuat terpesona satu sama lain. Maka janganlah kita ikuti seruan yang mengatakan, “Ah, tidak perlu gadhul bashar, yang penting kan jaga hati!”

INGATLAH muslim muda;
Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan mata adalah salah satu daripanah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya.”

2. Telpon SMS atau Chatting yang tidak penting!
Tidak salah bila kita, khususnya aktivis dakwah, ingin menyampaikan hal-hal penting melalui fasilitas tersebut. Namun, hal itu dapat menjadi sebuah sarana pelanggaran bila si 'sahabat' menelfon dan mengobrol tak tentu arah, tak ada nilai urgensinya. Saling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan da’wah atau islam, mungkin yang dibicarakan adalah masalah, hobi atau aktivitas. Perlu diperhatikan, ini bisa saja menjadi khalwat(berduaan) virtual. Karena ini sama saja kalian berdua-duaan, berbicara bebas, seakan melepaskan hijab walau jarak jauh.

KETAHUILAH muslim muda;
Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdirrahman Al Jibrin menambahkan dalam fatwanya tentang permasalahan ini: “Wajib bagi wanita untuk bicara seperlunya melalui telepon, sama saja apakah dia yang memulai menelepon atau ia hanya menjawab orang yang menghubunginya lewat telepon, karena ia dalam keadaan terpaksa dan ada faidah yang didapatkan bagi kedua belah pihak di mana keperluan bisa tersampaikan padahal tempat saling berjauhan dan terjaga dari pembicaraan yang mendalam di luar kebutuhan dan terjaga dari perkara yang menyebabkan bergeloranya syahwat salah satu dari kedua belah pihak. Namun yang lebih utama adalah meninggalkan hal tersebut kecuali pada keadaan yang sangat mendesak.” (Fatawa Al Mar`ah, 1/435)

3. Bahasanya jadi sok akrab Banget deh! Becandaannya juga!
Via SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via FB. Message yang disampaikan begitu akrabnya, “Oke deh Adam, yang penting pas hari H lanchar kaaan? hehehe. Titip salam ya dam untuk yg lain. Maavv banget aku g dateng ya dam, di doain sukses deh :)". Nah, walaupun ini hanya sebuah tulisan, tapi tidakkah kita akan merasa berkesan dan membekas di hati? Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri, yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya.

4. Berbicara Mendayu-Dayu
“Deuu akhi bisa aja deh?..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja. Uups.

INGATLAH muslim muda;
“Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma‘ruf.” (Al Ahzab: 32)


Lalu mungkin akan ke tahap yang lebih tinggi, seperti pertemanan antara Hawwa dan Adam diatas?

6. 'Ukhti/Akhi, Curhat doong!'
“Duh, bagaimana ya? saya bingung nih, banyak masalah begini!” Lalu lawannya nanya kenapa, lalu di jawab begini begitu. Jadi deh curhat mencurhatkan. Muslim muda, curhat berduaan akan menimbulkan ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati. Ku main hati ku main hati' Apa effek dari main hati? Timbullah benih-benih cinta yang bukan saatnya datang, pikiran jadi tidak fokus, bisa jadi menganggu ibadah.

INGATLAH muslim muda;
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.”(HR.Ahmad)

7. Duduk/ Jalan Berduaan
Duduk berdua di lorong sekolah untuk berdiskusi Islam (mungkin) atau mendiskusikan yang lain. Namun apapun alasannya, hal ini dapat menimbulkan fitnah atas apa yang terlihat di mata orang lain, yaitu adalah berduaan, lebih parah, aktivis dakwah berduaan. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.


INGATLAH muslim muda;
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Jangan sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita.”

Kemudian yang lebih dikhawatirkan..

'Hawa...'
'Kenapa dam?'
'Mm.. kamu pengertian banget ya'
'Eh, kamu kenapa sih? Kan kita sahabatan jelas aku harus pengertian'
'Hawa, aku gak mau jadi sekedar sahabat kamu, kamu mau nunggu aku sampai aku selesai kuliah? Aku ingin kamu jadi istri aku,'

Iyaaa looh..

9. Mengajak Menikah, tapi nantilah beberapa tahun lagi ya!
Menunggu satu dua tahun? Atau lima tahun? Jelas saja tidak. Apakah ada sebuah jaminan setelah penantian itu akan terjadi sebuah pernikahan? Mungkin saja, dia bukan jodoh-nya, ada sebuah hal yang harus memisahkannya yang membuat hati sang akhwat terluka, atau sebaliknya. Bukankah Allah yang Maha Tahu akan siapa jodoh kita dan masa depan kita?

Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman,’Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya??”(QS.24: 30)

Jadi bagaimana menurut muslim muda?

Atas ilmu yang terbatas dengan jiwa yang tak sempurna dalam sebuah perjalanan belajar ini saya berharap ampunan dan Ridha-Nya, serta menggucapkan kepada pembaca;

Semoga Bermanfaat, mohon maaf bila ada salah2 kata, mohon kritik saran

Jazakumullah, muslim muda.
(Referensi; Dari berbagai sumber dan pribadi)



^*vhelovera*^

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kereeen....makasih atas ilmunya ukhty.:)

Posting Komentar

akan menyenangkan jika kamu mau menulis pendapatmu xD -ve_isyaasya-