Rss Feed

ShoutMix chat widget

Mau seperti ini?
Click aja disini---> Kumpulan Blog Tutorials

Duhai Miss, Permisi Ya Saya Gak Tahan!

Mungkin bisa jadi kita sering gak adil dalam... *apa ya bahasanya* meminta penegakan kebenaran, menyindir mereka yang bermaksiat, atau  menolak apa-apa yang dirasa mendzalimi. Semisal saja #MissWorld. Berbondong-bondong orang bilang *termasuk saya* tolak MissWorld, sebab ini-itu-gini-gitu gak sesuai dengan syariat, merendahkan perempuan, tidak sesuai dengan budaya islam atau budaya Indonesia dll dkk. Yup, saya juga sepakat dan ini sah-sah saja. (Walau pada akhirnya isu ini nyatanya luntur dari per-facebook-an kita sebab berganti dengan peristiwa-peristiwa memiriskan lainnya) Tapi, setelah saya menemukan lagi  yang namanya televisi dan berbagai hiburannya, setelah sekian bulan tidak “benar-benar menontonnya”, saya berpikir kembali, seharusnya gak cuma MissWorld yang  yang harus di-tolak habis-habisan! Why?

Yah, nyatanya harus berkali-kali saya merasakan miris yang semiris-miris-nya, sebab banyak sekali Miss-Miss yang alar-ilir di pesinetronan, realityshow, acara lainnya yang gaya pakaiannya lebih PRIMITIF dibandingkan Acara Miss World, Putri Indonesia, Putri Pariwisata, dan yang serupa dengannya. Dan parahnyaaaa... sebagian besar dari mereka adalah yang ber-KTP “Muslimah”, sedangkan kita tahu sendiri kalau MissWorld sebagian besar bukan Muslimah, jadi tentu kalau boleh membandingkan mana yang lebih miris saya lebih miris dengan gaya miss-miss-an di televisi kita. Lebih miris dan menjengkelkan lagi adalah ia ada : setiap hari!!!!!!

Duh, kalau belajar psikologi ada tuh istilahnya modeling atau imitasi, kalau anak-anak usia SD dan SMP dan SMA atau kuliah atau malah kerja sekalipun setiap hari disuguhkan pakaian yang terbuka disana-sini, celana pendek, orang-orang pakai legging, dress-dress unyu diatas lutut. Ya, bisa-bisa itu jadi simbol “tombol pengesahan” dibolehkannya rakyat Indonesia untuk meniru gaya itu. Nah, kalau gaya itu ditiru itu berarti mereka melanggar kesopanan Indonesia, yang lebih parahnya “tombol pengesahan” untuk membuat muslimah kompak melanggar syariat. “Duh, makasih banget loh ya televisi kita!” kata setan-setan.

Gak dipungkiri sih ada ribuan orang yang bergantung kebutuhan hidup pada acara-acara yang begitu itu, gak dipungkiri juga ribuan orang yang menjadi korban sebab rusaknya moral dan akhlak. Misal tadi pagi saya baca tuh seorang wanita dibunuh pacarnya saat minta bertanggungjawab atas kehamilannya. Jangan tanya saya “apa hubungannya?” sebab kalau saya mau hubung-hubungin ya bisa banyak. Misal aja, sinetron atau pesinetron kita hobinya melakukan “edukasi cara pacaran” eeeh.. banyak tuh pemuda yang ikutan pacaran dan merasa keren, terus televisi kasih tahu fashion yang lagi trend itu yang pendek dan nerawang dikit-dikit, nah ikutan juga deh mereka. Terang-terangan setan menggoda dan berhasil terjadilah perbuatan yang kalau dalam islam harusnya dihukum rajam, dan masuk dalam dosa yang benar-benar merugikan. Alhasil, makin banyaklah korban-korban yang berjatuhan. Kebetulan saya suka mantengin berita kriminal dari kecil, dan paling sebel dengan kasus beginian.

Jadi karena saya bukan siapa-siapa dan kalau saya bilang ke televisi begini-begitu juga mungkin gak akan didengar, jadi buat saya cara terbaik adalah dengan rumah tanpa tivi atau gerakan tivi sehat yang hanya dipakai untuk menyetel VCD-VCD edukatif, atau chanel-chanel edukatif. That’s it. Lebay? Ya boleh deh kalau dibilang lebay dalam hal yang saya percaya ini baik, habis saya sudah tidak tahan sih! Kesal pakai banget soalnya~


Semoga saja ada juga yang ingin menjadikan solusi ini sebagai solusinya juga, kamukah itu...? ^^

0 komentar:

Posting Komentar

akan menyenangkan jika kamu mau menulis pendapatmu xD -ve_isyaasya-