Rss Feed

ShoutMix chat widget

Mau seperti ini?
Click aja disini---> Kumpulan Blog Tutorials

dalam begini, meski aku bisa tebak berapa kali hujan mengguyur tubuhmu dalam kabut yang meledak, aku tetap merindu

By : Harri Gieb
: ny

apalagi yang aku bawa untukmu ketika
sudah sampai di hulu selain keheningan
aku selalu merasa
dan berusaha untuk mengerti
selebihnya tersisih ke beberapa
halaman buku yang kumal
dengan itu aku merasa bisa bersembunyi
dan menemui kamu diam-diam
di antara diksi-diksi itu

seperti warna coklat sepatumu
yang mampu menggerus usiaku
akan mendangkalkan warna biru langit
yang memantul di tepi telaga
kemudian sebutir embun yang
jatuh di pusat lubukmu
menegaskan waktu yang selalu terburu
entah karena umur
atau wajah kita yang berjamur

aku rindu berdiri di tepimu
seperti melihatmu dari hati
membasuh segala getirmu
mencicip puncak pahitmu
dengan demikian aku pastikan
kau menjadi alif-ku
yang tegak kemana-mana
membawa keraguan menjauhi kiblat
menghidu anyir darah dalam diam
aku bertanya bukan padamu
tapi pada sekuntum bunga dan
beberapa buku yang ada di diriku

sejuk semoga singgah sore ini
memeluk nisan demi nisan
gerimis tak jadi datang
hingga kecapi urung dimainkan
maka tebaklah masa depanmu
perahu-perahu tetap terkapar di pantai
menunggu pecut dan
secuil gumam tentang rindu
sebuah waktu, kesepian namanya
menjelma kitab daun lontar
dengan cuaca berloncatan
sebaiknya kau tangkap petir itu
agar kita mendengar getar
mencari ujung pita dari rindu ini

aku tak menyangka kita begitu
lama memaknai kesepian
tak terasa tujuh lautan sudah
kita tebak pangkalnya
meski selalu meleset
tapi kita selalu merindu
sebab jarak seperti pembenar
bahwa kita terlibat dalam amuk
entah apa. aku sebut itu peduli
meski kau lebih suka menyebut ini
sebagai jatuh hati

kemana kita akan berlabuh
jika tiba-tiba paragraf berikutnya sobek
dan kita harus menulis sendiri kalimatnya
apa yang akan kau tulis
 "perhatian, yang bernama kerinduan,
silakan mendekat"
kemudian aku yang hanya mempunyai
sekuntum bunga dan beberapa buku
mendekat padamu
membisikkan kalimat-kalimat racau
sembari menunggu kau bersenandung
dekat-dekat di telingaku

suatu hari, kau ingin melihat
kota tua di pojok itu
beberapa diorama yang
menggilas wajah peradaban
mengembalikan kenangan
di balik kebaya dan teram lampu
aku tunggu. aku tunggu
aku tunggu!

^*Syafiyah*^
[12.10.10]

0 komentar:

Posting Komentar

akan menyenangkan jika kamu mau menulis pendapatmu xD -ve_isyaasya-