Rss Feed

ShoutMix chat widget

Mau seperti ini?
Click aja disini---> Kumpulan Blog Tutorials

Menjebak diri dengan Riya, mau?


أَعُوْذُ بِاللِه مِنَ الشََّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh,
Alhamdulillah wa syukurillah.. Sungguh tiada ada yang mampu menandingi Kuasa-Nya serta tiada ada yang mampu menandingi nikmat yang Allah swt berikan. Namun sungguh, begitu banyak kekurangan dan kekhilafan yang ada dalam diri kita, manusia. Tiada daya yang mampu membuat mata kita berkedip, jantung kita berdetak, pikiran kita berakal, selain karena keridhaan-Nya. Alhamdulillah  wa syukurillah, nikmat apa lagi yang kita dustakan?. Lantas apakah yang perlu kita lakukan selain bersyukur dengan lisan kita?
“Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat; dan demikian itulah agama yang lurus” (Al-Bayyinah (98):5)
Sahabat, adalah suatu kewajiban bagi kita untuk bersyukur atasnya salah satunya dengan  menjalankan perintah-Nya dengan kesungguhan dan menjauhi larangannya dengan lebih sungguh-sungguh. Namun, demikianlah kita, manusia, yang kekhilafannya mungkin lebih banyak dari butiran pasir di padang savana, yang jebakan nafsu dan perasaan membuih di hati kita ini, dimana semua itu.. mungkin akan merusak dan menguapkan amalan kita. Ingin-kah kita? Naudzubillah. Nah, dapatkah kita temukan salah satu yang dapat menguapkan amalan kita?
Semoga hadist ini menjawab..
Bukhari-muslim meriwayatkan dari Umar ra, dia berkata, ‘Aku pernah mendengar rasulullah saw berkata, “Sesungguhnya amalan itu tergantung dari niatnya dan sesungguhnya balasan yang akan diperoleh seseorang dari amalannya juga sesuai dengan niatannya. Barangsiapa yang hijrahnya diniatkan untuk meraih keridhaan Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya diniatkan untuk meraih keduniaan atau seseorang wanita yang ingin diperistrinya, maka dia akan mendapatkan sesuai dengan niatannya”
Menangkap maksudnya? Sahabat pasti sudah menangkap jawabannya...
Yup! Salah satu yang mendasar, yang dapat membuat amalan kita menguap adalah dengan NIATAN. Apakah niatan kita lurus dan jalan terus? Atau niatan kita adalah niat yang berlumur nafsu, niatan mencang-mencong, niatan palsu lagi semu? Astaghfirullah..
Bukhari-Muslim meriwayatkan dari Jundad bin ‘Abdullah ra, dia berkata: “Nabi saw bersabda; Barang siapa yang berbuat kebaikan dengan niat supaya didengar oleh orang lain, niscaya Allah akan membuat orang lain mendengarnya (dan hanya itulah balasannya).”
Sungguh, pantas-kah kita? Setelah segela nikmat yang tiada berhingga, kita beramal hanya berharap pandangan manusia yang hina? Naudzubillah, semoga Allah swt menjaga kita, amin. Dan, semoga nasehat hadist selanjutnya dapat membuat hati kita terbuka dan menumbuhkan keridhaan-Nya.
Muslim meriwayatkan dai Abu Hurairah ra. Dia berkata; “Nabi saw bersabda; Allah berfirman; ‘Golongan manusia yang pertama kali diadili kelak pada hari kiamat adalah; Pertama, orang yang secara zhahirnya mati sahid. Orang tersebut disidang lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan yang bakal diterimanya dan diapun melihatnya. Akan tetapi lalu dia ditanya; ‘Apa yang engkau telah perbuat?’ Dia menjawab: ‘Aku telah berperang karena-Mu hingga terbunuh sebagai syahid.’ Allah berfirman; ‘Engkau dusta. Yang benar adalah engkau berperang dengan niat supaya disebut sebagai jagoan dan engkau pun sudah mendapatkannya’ Selanjutnya Allah memerintahkan (kepada malaikat) agar orang tersebut diseret pada mukanya hingga akhirnya dicemplungkan ke dalam neraka. Kedua, orang yang mempelajari ilmu Islam dan mengajarkannya kepada orang lain dan selalu membaca Al-Quran. Orang inipun disidangkan, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan yang bakal diterimanya dan diapun melihatnya. Akan tetapi lalu dia ditanya; ‘Apa yang engkau telah perbuat?’ Dia menjawab: ‘Aku telah mempelajari ilmu islam dan mengajarkannya kepada orang lain serta selalu membaca al-Quran karena-Mu.’ Allah berfirman; ‘Engkau dusta. Yang benar adalah engkau mempelajarinya supaya engkai dikatakan sebagai orang alim dan selalu membaca al-Quran supaya engkau dikatakan qari’ (orang yang lihai membaca al-Quran) dan engkau sudah mendapatkan semua itu,’. Selanjutnya Allah memerintahkan (kepada malaikat) agar orang tersebut diseret pada mukanya hingga akhirnya dicemplungkan ke dalam neraka. Ketiga, orang yang diberi kekayaan berlimpah oleh Allah, yang digunakan untuk banyak bershadaqah. Orang itu-pun disidangkan, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan yang bakal diterimanya dan dia-pun melihatnya. Akan tetapi, dia lalu ditanya; ‘Apa yang telah engkau perbuat dengan hartamu?” Dia menjawab, ‘Tiada satu kesempatanpun yang di dalamnya Engkau suka agar seseorang mengeluarkan shadaqah padanya melainkan di dalamnya karena-Mu” Allah berfirman, ’Engkau berdusta. Yang benar, engkau mengeluarkan shadaqah tersebut dengan niatan agar engkau dikatyakan sebagai orang dermawan dan engkau sudash mendapatkan julukan tersebut itu.’ Selanjutnya Allah memerintahkan (kepada malaikat) agar orang tersebut diseret pada mukanya hingga akhirnya dicemplungkan ke dalam neraka’.
Naudzubillah-himindzalik. Innalillahi~ Semoga tiada pernah kita menjadi bagian dari golongan orang-orang tersebut. Semoga kita bukanlah orang yang menjebak diri kita pada riya’ yang hanyalah sebuah kerugian yang sangat besar bagi kita. Sekiranya, kita dapat senantiasa menata kembali niatan kita, beristighfar ketika mulai beralih, dan kembali lagi pada niatan yang hakiki; niat karena Allah, niat Lillahita’ala. Dan semoga kita-pun tidak terjebak pada kekhawatiran kita atas munculnya riya’ tersebut yang menjadikan kita orang yang merugi dengan tidak melakukan amalan-amalan yang disyariatkan, menjadi tidak bermanfaat kepada diri atau orang lain, tidak menjalankan amar ma’ruf nahi mun’kar dan mungkin terjebak dalam perasaan cemas dan khawatir yang berlebih atas pujian orang lain. Insya Allah sahabat Insya Allah, semoga dengan ikhtiar kita untuk tetap meluruskan niat kita; ketenangan jiwa serta keridhaan-Nya-lah yang kita dapatkan atas apa yang kita usahakan.
Muslim meriwayatkan dari Abu Dzar ra, ia berkata, “Pernah ada seseorang yang berkata kepada rasulullah saw, ‘Bagaimana ketika seseorang yang berbuat kebajikan, lalu ada orang lain yang memujinya (padahal niatnya ikhlas karena Allah)?’ Beliau bersabda, ‘Itu adalah kegembiraan awal yang diberikannya kepada seorang mukmin’“
Subhanallah walhamdulillah. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung.

Barakallahu Fiikum,
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
~^syafiyah^~
[26 oktober 2010]

0 komentar:

Posting Komentar

akan menyenangkan jika kamu mau menulis pendapatmu xD -ve_isyaasya-