Rindu

bunuh! kau kukecup. berkali-kali dengan rindu. satu hawa dan purnama. berdua, melumat sepi, lalu sendiri. kukatakan pada matamu yang biru, "tinggalkan aku" namun kita terpaku. mematung. lagi! kukatakan padamu "ku-kan pergi" namun rindu jadi penghianat, diantara kita, yang terbatas pintu dan atap. Garis tangan berguratan, menaik-menukik, menghidupkan. Terhempas jatuh pada batas. Telunjukku menahan raga dipinggir jurang di deru ombak, dan diantara kita. kau mengecup jariku, dan mata birumu bicara, "dengarlah, itu saja" namun bisu selalu membahana. kau kubunuh. dengan seribu tikaman perasaan. namun syahdu-kah yang kau rasakan? aku mengais dan menangisi hujan yang membuatmu demam. basah kuyup. dan tanganmu menengadah. dua gores waktu yang tak berjarak antara kita, terukir dalam. "ingatkah?" mata birumu berair. lebih asin. aku tak bisa membunuhmu atau hitam pekat bayanganmu. "salahkah? bila jurang kujadikan pintu kematian?" telunjukku mengeram. matamu terbelalak. "ku-kan pergi" lompatanmu tinggi. dan mata biru-mu, menyatu dengan laut biru. mata merah ini, berair, lebih asin dan lebih pahit.

^*syafiyah*^
[Rabu, 3 februari 2010]
senja, dan menggila