Jika
diibaratkan oleh suatu hal, hati perempuan bisa jadi mirip sebuah labirin
dengan satu pintu masuk namun ada banyak jalan keluar. Sayangnya tempat menuju
jalan keluar itu tidak mudah dicapai, ada jalan-jalan yang begitu berliku, berkelok, ada juga yang begitu gelap, bahkan
tak sedikit yang buntu sehingga ia butuh berbalik. Hal ini yang bisa jadi
membuatnya sulit ditemukan atau sulit menemukan. Jangankan orang lain diminta
untuk memahaminya, ia sendiri tak jarang terjebak dengan pemahamannya sendiri.
Perempuan seringkali merasa “orang lain sudah paham maksudnya” tanpa harus ia
ucapkan, atau jika ia terpaksa harus mengucapkannya ia akan menggunakan banyak
jenis bahasa, semisal saja bahasa tubuh. Sayangnya, bahasa tubuhnyapun seringkali
adalah samar, tak mudah terbaca. Ia bagai hidup dalam perasaannya sendiri,
hatinya menyatakan rindu tapi bibirnya selalu kelu, sebenarnya cemas tapi
jatuhnya marah, teramat ingin menyapa tapi seakan tanpa daya, dan semua hanya
hinggap dalam perasaannya. Sehingga ia seringkali berjalan dari satu belokan ke
belokan lain dalam labirin hatinya, mencari cara. Siapa tahu… gerak jemarinya,
tatapan matanya, senyum kecilnya yang entah sinis atau beneran manis sudah
cukup untuk dapat membuat orang lain mengetahui isi hatinya. Sayangnya, orang
lain itu bukanlah cenayang.
0 komentar:
Posting Komentar
akan menyenangkan jika kamu mau menulis pendapatmu xD -ve_isyaasya-