First post on September.
Well, seumur hidup kita, transaksi jual dan beli tidak akan pernah terlepas, sebagaimana tidak akan pernah terlepasnya manusia dari kebutuhan dan keinginan. Awal sepetember ini, saya melakukan sebuah shopping journey, istilah saya saja., yang berarti perjalanan belanja yang tidak hanya khusus untuk belanja. Melainkan juga untuk mengamati atau bahasa ilmiahnya observasi, merenungi, dan mencari pemaknaan-pemaknaan yang mungkin dulu diabaikan. (Semisal mengapa musti membeli ini dan mengapa tidak musti, mengapa menyukai ini dan mengapa dulu tidak suka, mengapa musti menimbang, mengapa musti menawar, dan mengapa dan mengapa lainnya termasuk pola-laku pengunjung dan pedagangnya) Sebab itulah, shoping yang bukannya happy malah membuat confuse. Ada-ada saja.
Journey pertama saya adalah ITC Permata Hijau, sebuah departement store yang begitu banyak bertebaran di Jakarta dengan nama yang berbeda-beda. Apa yang saya dapat disini...? Selain dua buah pakaian dan makan, saya belajar beberapa hal dari seorang Ibu owner sebuah butik dimana saya memesan beberapa baju. Beliau adalah ketua komite sekolah di Jakarta Selatan, punya banyak kenalan dari dinas-dinas pendidikan, sudah berkeliling dunia, punya anak yang tinggal di Qatar, suaminya bekerja dibidang perminyakan. Ibu ini adalah ibu yang "wanita sekali" menurutnya, suka memasak, mengerjakan kerajinan tangan, berkebun, mengasuh ketiga anaknya sendiri, dulu memberi asi ekslusif, dan hobinya adalah mendesain pakaian dan memakai pakaian berekelas. Yup, tidak dipungkiri beberapa desainnya memang cantik sekali, dan beberapa diantaranya seakan mewakili "brand" yang kuinginkan. Keunggulannya adalah bahan pakaian yang digunakan dan detail yang diperhatikan. Manik-maniknya saja import dari Jepang, beberapa desain diadopsi dari Paris, beberapa bahan juga hampir sekelas dengan Prada, kain batiknya pun yang per kainnya sendiri beliau beli seharga 1,2 juta, belum dengan jasa pemasangan manik-manik dan sebagainya. Mungkin ini yang membuat pakaiannya dibandrol berkisar 500 ribu - 3 juta rupiah. Catatan khusus : usia beliau belum genap 60 tahun, butiknya telah ada hampir 8 tahun. Luar biasa! MasyaAllah.
Journey selanjutnya adalah Pondol Indah Mall, yang bisa dikatakan paling bergengsi di Jakarta, selain Taman Anggrek. Sudah sangat lama saya tidak pernah menginjakkan kaki di PIM, mungkin selepas saya kuliah di Semarang. Dulu jika kesana yang paling saya nanti-nanti adalah sesi ke Toko Buku Gramedia, disana bukan hanya lengkap tapi sangat lengkap! Menyenangkan! Pertama kali saya mengunjunginya bisa dikatakan ketika berumur 6 atau 7 tahun. Apa yang saya pelajari dari PIM..? Baiklah... pertama-tama izinkan saya merasa heran, sebab banyaknya pengunjung yang datang, sangat banyak, dan itu baru di PIM 1 belum di PIM 2 dan mal-mal lainnya, dan itu baru hari minggu itu, belum minggu-minggu lainnya. Selain itu... izinkan saya merasa heran kembali, dengan banyaknya wanita-wanita yang bening-bening, dan berwajah "kaya". Hal ini membuat saya berpikir, "ternyata Indonesia banyak yang kaya" terlebih harga pakaian yang ditawarkanpun berkisar Rp.299.000 - jutaan. Tapi, balik lagi... penampilan itu banyak menipunya. Saya juga jadi berpikir, adakah diantara mereka-mereka itu yang memiliki harapan "rumah", "pembangunan", "pengabdian" lalu saya berpikir lagi.. mungkin orang-orang yang punya harapan itu tidak menghabiskan minggu malamnya di mall. Tapi, sekali lagi... pemikiran ini prasangka, bisa jadi mereka yang berpenampilan begitu ternyata memiliki organisasi besar untuk membantu kalangan tak mampu dan sebagainya, who knows kan? Yang perlu kita pastikan adalah, bagaimana sesungguhnya letak kita. Kita ada dibarisan yang mana..?
Dalam sebuah penantian, ada kilasan pemikiran yang hinggap di kepala saya... Jika memang di dunia ini hanya ada 2 jenis status : Kaya dan Miskin, maka... ada 4 sub-status atau dinamika yang mungkin terjadi, yaitu :
(1) Kaya dan mengkayakan orang lain
(2) Kaya dan memiskinkan orang lain
(3) Miskin dan mengkayakan orang lain
(4) Miskin dan memiskinkan orang lain
Sayangnya, semua hanya baru pada dinamika ini, belum pada bagaimana pengembangannya dan konsep-konsep matangnya. Tapi, saya sudah tahu saya ingin letak saya ada dimana, InsyaAllah. Yang mungkin juga letak semua orang.
~*aisyah asyafiyah*~
02.09.2013
Pengalaman itu dicatat, agar tidak lenyap.
Agak menyayangkan dengan banyaknya pengalaman yang lenyap.
0 komentar:
Posting Komentar
akan menyenangkan jika kamu mau menulis pendapatmu xD -ve_isyaasya-